fbpx

Kebangunan Rohani Timor di Tahun 1965

Bagian barat Pulau Timor adalah bagian dari Republik Indonesia, bagian timur adalah negara berdaulat yang merdeka – Republik Demokratik Timor-Leste.

Pendahuluan
Kebangunan rohani Timor di Indonesia adalah kejadian yang sangat kontroversial, karena banyak dari mukjizat yang dilaporkan terlalu luar biasa untuk dapat diterima oleh pikiran orang barat. Di antara mereka yang menganut teologi yang condong ke cessationisme (doktrin bahwa karunia-karunia rohani seperti berbahasa roh, nubuat dan penyembuhan berhenti dengan berakhirnya Zaman Kerasulan), kebangunan rohani ini menuai banyak kritik. (Baca lebih lanjut tentang kontroversi dengan tautan ini.)

Terlepas dari sulitnya mempercayai laporan tersebut, salah satu sejarawan kebangunan rohani yang paling dihormati, revivalis Baptis J. Edwin Orr, menyatakan bahwa

Mempertanyakan atau mendiskreditkan laporan-laporan yang mengemparkan tidak membatalkan kesaksian-kesaksian yang terkonfirmasi dari kebangunan rohani yang tidak biasa di Timor.

Dua dari sumber yang digunakan untuk laporan kebangunan rohani ini ditulis oleh mereka yang mengunjungi Kebangunan Rohani Timor di akhir tahun 1960-an dan di awal tahun 1970-an.

Don Crawford, seorang reporter terlatih, dikirim ke Indonesia oleh Tyndale House Publishers untuk memverifikasi laporan-laporan tersebut, karena beberapa laporan kebangunan rohani memiliki nada yang sangat dibumbui, atau bahkan sama sekali fiktif. Meskipun awalnya ragu dan curiga terhadap klaim ajaib yang dibuat, Crawford menerima laporan tersebut setelah mendengar laporan tersebut secara langsung, serta melihat hasilnya dengan mata kepala sendiri. Crawford menyatakan bahwa dengan melihat individu dan komunitas yang berubah menunjukkan pengabdian dan ketaatan yang penuh gairah kepada Tuhan, dia cenderung mempercayai laporan mukjizat mereka.

Dr. Kurt E. Koch

Kurt Koch, seorang teolog Jerman yang telah banyak menulis tentang okultisme (kepercayaan terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir ), telah memberikan laporan yang paling rinci dari Kebangunan Rohani Timor kepada dunia. Meskipun Koch jelas bukan orang Pentakosta dan dengan tegas menentang apa yang disebutnya “gerakan lidah”, bukunya menegaskan bahwa setiap karunia Roh Kudus yang dicatat dalam Perjanjian Baru berulang kali disaksikan selama Kebangunan Rohani Timor, dan bahwa dia sendiri adalah seorang saksi mata dari beberapa karunia-karunia tersebut.

Seorang misionaris dari Christian and Missionary Alliance di kota Timor, Kupang, Pdt. Marion Allen, juga menyatakan bahwa setiap jenis mukjizat Perjanjian Baru terjadi lagi selama Kebangunan Rohani Timor.

Saya (Chet Swearingen) tinggal di Indonesia selama lebih dari lima tahun dan menyaksikan banyak kejadian yang hanya dapat dijelaskan sebagai kekuatan supernatural — milik Tuhan dan milik Setan. Buku kami Risk (Resiko), menjelaskan rincian dari laporan-laporan tersebut.

Kondisi Timor Sebelum Kebangunan Rohani
►Di awal tahun 1600-an Belanda menjajah Indonesia. Mereka memperkenalkan Kekristenan, dan orang-orang “dikristenkan” tetapi tidak pernah diinjili.

►Sebelum kebangunan rohani datang ke Timor, “Orang-Orang Kristen” masih berpegang teguh pada praktik okultisme. Jika seorang “Kristen” memiliki pemikat, penangkal atau jimat, mereka akan selalu kembali kepada hal-hal ini pada saat mereka dalam kesusahan.


Gambar dari Juni 2011: Phyllis Swearingen menggendong seorang anak Indonesia dengan jimat yang diikatkan di pergelangan tangannya. Tali di sekitar pergelangan kakinya Tidak ditampilkan.

►Pengunaan ilmu hitam, sihir, pergaulan bebas, dan alkohol adalah hal yang umum dan dapat diterima, bahkan bagi orang Kristen.

► Sebagian besar pendeta Indonesia tidak melihat masalah dengan keterlibatan mereka atau jemaat mereka secara terus-menerus dengan praktik okultisme. Beberapa pendeta mengklaim bahwa kekuatan gaib mereka adalah pemberian Tuhan, yang diturunkan dari kakek-nenek mereka.

►Menurut beberapa perkiraan, 90 persen orang Kristen secara rutin menggunakan jasa dukun setempat.

►Ada kekurangan yang sangat besar akan pelayan Tuhan yang terlatih. Seorang pendeta menangani 48 kelompok jemaat.

►Pulau Timor sudah matang untuk kunjungan Tuhan!

Peristiwa yang membawa Kebangkitan Timor
Musim panas 1964: Johannes A. Ratuwalu, seorang penginjil penyembuhan Indonesia dari pulau Rote, memimpin pelayanan yang sangat berhasil di kota Kupang, Timor. Di antara orang-orang yang disembuhkan, ada yang buta, tuli, bisu, lumpuh, dan sakit jiwa.

Doa Luar Biasa: Seorang pria dari Gereja Maranatha di kota Soe mendapatkan penglihatan akan penghakiman Tuhan, mirip dengan gambaran yang ditemukan dalam di Kitab Wahyu. Seorang wanita di gereja yang sama mendapatkan penglihatan tentang Yesus dengan wanita di sumur (Yohanes 4), dan ini membuatnya lebih haus akan Tuhan. Kedua penglihatan itu membuat sekelompok kecil orang mulai berdoa untuk kebangunan rohani.

Gereja Maranatha di Soe, di pulau Timor

Oktober 1964: Johannes A. Ratuwalu mengadakan kampanye penginjilan penyembuhan di kota Soe, Timor. Ratusan orang disembuhkan dan rasa lapar yang lebih besar akan manifestasi kuasa Tuhan dibangkitkan di antara orang-orang tersebut.

Januari-Februari 1965: Pendeta Binjamin Manuain (salah satu dari dua pendeta di Gereja Maranatha di Soe) mengkhotbahkan serangkaian pesan penginjilan yang telah membangkitkan jemaat dengan keinginan yang lebih besar untuk kebangunan rohani.

Juli 1965: Detmar Scheunemann, dosen senior Jerman di Institut Injil Indonesia di kota Batu di pulau Jawa, mengunjungi pulau Timor dengan tim siswa dari sekolah itu dan melakukan kampanye penginjilan di Timor di kota Kupang, Soe dan desa-desa pedalaman lainnya.

July 2013: Students Chet & Phyllis
Swearingen recruited from the Indonesian
Evangelistic Institute

Saya (Chet Swearingen) pernah ke Institut Injil Indonesia dan telah merekrut siswa dari sana untuk bekerja di pulau tempat kami tinggal.

Setelah pelayanan Scheunemann, banyak orang Kristen mulai membawa penangkal, pemikat, dan jimat mereka ke gereja untuk dibakar.

16 Agustus 1965: Seorang gadis berusia 25 tahun dari Gereja Maranatha di kota Soe, Hennie Tunli’u, juga dikenal sebagai Priscilla, setelah menerima panggilan dramatis ke dalam pelayanan lewat mendengarkan suara Tuhan dan mendapat banyak penglihatan akan Yesus, mulai berbagi dengan orang-orang muda, dan 87 dari mereka menjadi pengikut Yesus.

Priscilla kemudian merasa dituntun untuk pergi ke Institut Injil Indonesia. Gereja Maranatha mengadakan kebaktian perpisahan untuknya, dan selama kebaktian itu Priscilla berkhotbah dari jam 8 malam sampai 12:20 pagi. Seruannya kepada kaum muda di akhir kebaktian membawa lebih dari 100 orang untuk membuat pengakuan iman mereka di dalam Kristus.

Detmar Scheunemann

1 September 1965: Tim dari Institut Injil Indonesia mengadakan kebaktian mengakhiri kunjungan pelayanan mereka ke Timor, dan dalam kebaktian itu, pemimpin tim, Detmar Scheunemann, bernubuat.

Tuhan akan membangkitkan tim untuk memberitakan Injil, dan mereka tidak hanya akan mengisi separuh pulau ini dengan pesan mereka, tetapi juga separuh Portugis. Bagaimana dan kapan ini akan terjadi saya tidak tahu, akan tetapi satu hal yang saya yakini adalah bahwa Tuhan sudah dekat dan siap untuk menggenapi perkataan ini.

Nubuat itu mulai digenapi pada Minggu malam, 26 September 1965, menyusul pencurahan Roh Kudus yang dahsyat di Gereja Maranatha di Soe.

Kisah Pertobatan (ada banyak): Nahor Leo adalah keponakan Pastor J.M.E. Daniel dari Gereja Maranatha yang berusia 18 tahun. Meskipun dia dibesarkan di rumah pamannya, dia tidak menjalani gaya hidup Kristen.

Nahor sedang duduk di kamarnya belajar bahasa Inggris ketika tiba-tiba segala sesuatu di sekitarnya menjadi gelap (ia dibutakan sementara). Dia mendekatkan wajahnya ke lampu, tetapi hal itu hanya membuat alisnya terbakar. Dia pikir hal ini akan berlalu jika dia berbaring di tempat tidur dan menunggu. Setelah sekitar sepuluh menit, sesosok putih muncul dengan jubah panjang dan rambut panjang. Nahor tahu itu adalah Yesus. Dia kemudian jatuh ke lantai ketakutan dan tidak bisa bergerak.

Yesus kemudian menyuruhnya untuk mengambil jimatnya dan memberikannya kepada Pendeta J.M.E. Daniel. Dia patuh, dan ketika Nahor kembali ke kamarnya, Yesus mengatakan kepadanya bahwa dia akan memiliki pelayanan penyembuhan dan bahkan orang mati akan dibangkitkan. Dia juga diberitahu bahwa dia harus bersaksi pada kebaktian gereja berikutnya tentang apa yang dia sedang alami.

Pada kebaktian berikutnya, setelah Nahor menceritakan apa yang telah terjadi padanya, kuasa Roh Kudus turun ke atas setiap orang yang hadir. Banyak yang mulai mengakui dosa-dosa mereka dan kemudian bergegas pulang untuk mengambil jimat dan benda-benda gaib lainnya dan membawanya kembali ke gereja dan membakarnya.

Pastor J. M. E. Daniel

Ketika Nahor membagikan cerita yang sama di sekolahnya, hal yang sama terjadi lagi, dengan semua siswa berlarian pulang, mengambil benda-benda gaib mereka, membawanya kembali ke sekolah dan membakarnya.

Minggu, 26 September 1965: Nahor Leo membagikan kesaksiannya pada kebaktian pagi dan malam di Gereja Maranatha.

Soe Maranatha church building

Pada Minggu malam, 26 September 1965: Dua ratus orang berkumpul untuk berdoa di Gereja Maranatha. Sementara berdoa, Roh Kudus tiba-tiba turun ke atas mereka seperti pada para murid-murid pada hari Pentakosta. Beberapa melaporkan bahwa ada suara seperti angin puting beliung di dalam gedung (angin kencang yang menderu-deru).

Selama pencurahan Roh Kudus atas jemaat ini, hadirat Tuhan begitu kuat sehingga banyak yang menangis tak terkendali sambil berbaring di lantai.

Pada saat yang sama petugas di kantor polisi yang dekat dengan gereja membunyikan alarm kebakaran, karena dia melihat bahwa gereja itu terbakar. Masyarakat sekitar, yang merupakan satu-satunya “pemadam kebakaran” yang berfungsi, bergegas ke lokasi untuk memadamkan api. Ketika mereka sampai di gereja, mereka melihat api, tetapi tidak melihat bukti adanya kebakaran gereja. Mereka kemudian menyadari bahwa itu adalah “api Tuhan.” (Kebakaran di gedung-gedung dilaporkan terjadi beberapa kali.)

Setelah kejadian ajaib ini, keyakinan akan kuasa Roh Kudus menjadi nyata, dan banyak dari ribuan orang yang berkumpul di luar gereja untuk memadamkan api menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat mereka. Setelah Injil diberitakan kepada mereka, mereka kemudian berlari ke rumah mereka, mengumpulkan semua perlengkapan gaib mereka, kembali ke gereja, dan membakarnya.

Setelah Nahor Leo membagikan kesaksiannya pada malam itu, dan setelah banyak orang membuat keputusan untuk mengikuti Yesus, Nahor memilih 23 orang muda untuk bergabung dengannya dalam sebuah tim penginjilan. Ketika mereka pergi untuk berkhotbah di seluruh pulau itu, Roh Kudus menyertai mereka dengan otoritas untuk memberitakan Injil, dengan kuasa untuk menyembuhkan, dan dengan hasil penginjilan yang luar biasa.

Setelah tim Nahor Leo berkumpul, banyak tim lain juga terbentuk dan memulai pekerjaan penginjilan mereka di seluruh Timor dan sekitarnya.

Sekelompok pemimpin tim penginjilan

Awal Oktober 1965: Sebuah tim kebangunan rohani dari Gereja Maranatha mengunjungi kota Niki-Niki, dan selama dua minggu penginjilan, 9.000 orang menyatakan iman mereka kepada Yesus Kristus.

19 Oktober 1965: Dalam sebuah surat pada tanggal ini, Pastor J. M. E. Daniel (salah satu dari dua pendeta di Gereja Maranatha) menulis kepada misionaris veteran Belanda, Dr. Pieter Middlekoop, yang telah melayani di Timor selama 35 tahun, dan memberi dia laporan tentang kebangunan rohani. Berikut adalah poin-poin penting dari surat itu:

Early October 1965: A revival team from the Maranatha Church visited the town of Niki-Niki, and during a two-week evangelistic thrust, 9,000 people professed their faith in Jesus Christ.

  1. Kebangunan rohani dimulai oleh Hennie Tunli’u (Priscilla), dan kebanyakan mempengaruhi kaum muda.
    2. Banyak dari anak muda yang menyerahkan jimat mereka untuk dibakar, bersama dengan obat-obatan terlarang mereka, buku-buku dengan mantra dan pemikat, dan dadu dan benda-benda untuk perjudian.
  2. Kaum muda mengatur kelompok untuk doa, pembacaan kitab suci, dan nyanyian paduan suara, khususnya untuk mempersiapkan upaya penginjilan.
  3. Kaum muda membentuk tim dan pergi memberitakan Injil ke seluruh wilayah itu dan mereka sangat berhasil dalam pekerjaan mereka.
  4. Tanda-tanda dan mujizat terjadi, dengan ribuan orang disembuhkan dari berbagai penyakit.
  5. Kehidupan diperbaharui.
  6. Banyak orang yang pindah ke Kristen dari penyembahan berhala.

 

4 Oktober 1966: Sekelompok pemimpin berkumpul di kota Soe untuk mengevaluasi kebangunan rohani. Ternyata terjadi ketidakseimbangan, dan untuk memperbaiki keadaan tersebut, Pak Octavianus yang merupakan ketua Institut Injil Indonesia, melakukan serangkaian 4 jam pengajaran untuk menyeimbangkan gerakan dan meningkatkan momentum ke depan.

JIMAT DIIKATKAN PADA BANTAL BAYI: 11 Agustus 2013: Selama kunjungan seorang ibu muda ke rumah Swearingen di Indonesia, bayinya dibaringkan di sofa kami, dengan kepala bersandar di bantal.  Ada gunting dan akar di atas yang disematkan pada bantal itu. Tujuan jimat ini adalah untuk menakuti roh jahat.


CIRI-CIRI UNIK KEBANGUNAN ROHANI

Penglihatan dan Mimpi
Banyak dari mereka yang terlibat dalam kebangunan rohani mengalami penglihatan dan mimpi. Hal ini bertujuan memanggil orang ke dalam pelayanan, serta memberikan arahan untuk keputusan pelayanan.

Nubuatan
Selama kebangunan rohani Pria dan wanita sama-sama diberikan karunia nubuat untuk mengetahui dosa-dosa tertentu yang dilakukan individu, dan mereka menggunakan kemampuan mereka untuk memanggil mereka keluar. Seringkali karunia ini digunakan untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka memiliki benda-benda gaib yang disembunyikan, dan khususnya di mana mereka menyembunyikannya di rumah mereka.

Beberapa pendeta menentang pemimpin muda tim penginjilan ini karena kekuatan rohani mereka yang unik. Mereka tidak hanya merasa terintimidasi, melihat mereka tidak memiliki kekuatan yang sama, tetapi mereka juga takut bahwa dosa mereka sendiri akan terungkap.

Keinsafan akan Dosa
Seperti yang biasa terjadi di hampir semua kebangunan rohani, ada keinsafan yang luar biasa akan dosa yang menyertai pemberitaan Injil.

Pengakuan Dosa di Depan Umum
Pengakuan dosa di depan umum dilakukan di hadapan seluruh jemaat, dalam kelompok-kelompok kecil, dan secara pribadi.

Tim Pelayanan
Banyak tim penginjilan dibentuk mengikuti pola yang digambarkan oleh Johannes A. Ratuwalu pada tahun 1964 dan Detmar Scheunemann pada tahun 1965 selama kunjungan penginjilan mereka ke pulau Timor

Evangelistic team leaders

Fokus dari tim-tim ini adalah untuk:

  1. Memberitakan Injil.
  2. Mengajak orang untuk bertobat, membakar jimat, pemikat, buku mantera, dan benda gaib lainnya.
  3. Menyembuhkan orang sakit

 

Dalam waktu 6 bulan setelah pencurahan Roh Kudus pada tanggal 26 September 1965, Gereja Maranatha telah membentuk 100 tim, yang masing-masing tim berjumlah 4-25 orang.

Beberapa laporan mengatakan bahwa sebanyak 200 tim terbentuk semasa kebangunan rohani. Tim-tim ini sebagian besar terdiri dari orang-orang muda, tetapi beberapa orang dewasa yang lebih tua juga berpartisipasi. Ini adalah penggenapan nubuatan yang diberikan pada tanggal 1 September 1965 oleh Detmar Scheunemann, dosen senior di Institut Injil Indonesia.

Tim-tim tersebut membuat banyak pengorbanan untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Mereka jarang mendapatkan cukup makanan, dan mereka harus melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki.

Mereka akan mencari Tuhan dengan puasa dan doa, dan kemudian pemimpin tim biasanya  mendapatkan mimpi, penglihatan, atau impresi yang sangat kuat tentang ke mana mereka harus pergi dalam perjalanan pelayanan mereka.

Mujizat
Kritikus telah mempertanyakan keabsahan laporan dari beberapa mujizat itu, tetapi kenyataan dari buah yang tetap tidak dapat dibantah.

  1. Penyembuhan

Dilaporkan bahwa ada lebih dari 30.000 orang disembuhkan dari berbagai sakit penyakit.

  1. Dibangkitkan dari Kematian

Beberapa orang dilaporkan telah dibangkitkan dari kematian

Pria ini membangkitkan dua orang dari kematian

Pria ini membangkitkan dua orang dari kematian

  1. Jimat Tertanam di Bawah Kulit Secara Ajaib Keluar

Susuk (jimat yang ditanam di bawah kulit) secara ajaib keluar dari kulit orang setelah pertobatan. Orang Indonesia seringkali memiliki jarum emas atau perak, batu, atau benda lain yang ditanam di bawah kulit mereka, setelah terlebih dahulu melakukan ritual oleh dukun. Objek-objek ini memberi mereka berbagai macam kekuatan.

A dukun (shaman) inserting
susuk into a ladies face.

Saya (Chet Swearingen) sedang berbicara dengan seorang misionaris di Indonesia pada tahun 2009 dan dia memberikan laporan tentang susuk yang keluar secara otomatis setelah seseorang bertobat

  1. Berbicara dalam Bahasa yang Tidak Dikenal

Teolog Jerman Kurt Koch mengunjungi Timor dengan satu tim internasional, dan dia menceritakan kisah wanita buta huruf bernama Mary, yang juga merupakan pemimpin tim penginjilan #49. Mary menceritakan kisahnya kepada tim internasional yang berkumpul tentang sebuah lagu yang telah Tuhan berikan kepadanya, tetapi dia tidak dapat memahami kata-katanya. Berikut ini adalah laporan Koch:

Dia kemudian mulai menyanyikan lagunya dengan keras. Kami takjub. Lagunya dalam bahasa Inggris, dan dia menyanyikannya tanpa membuat kesalahan. Kata-katanya adalah sebagai berikut: “Aku mendengar Juruselamatku memanggil, aku mendengar Juruselamatku memanggil, Ambil salib dan ikuti aku.”

Apa yang begitu luar biasa dari mujizat ini adalah bahwa Maria tidak hanya buta huruf, tetapi dia juga hanya tahu satu bahasa—dialek sukunya. Dia bahkan tidak tahu bahasa nasional Indonesia, dan dia pastinya tidak tahu bahasa Inggris, namun dia menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Inggris – tidak seorangpun dapat berbicara dalam bahasa Inggris di daerah itu.

  1. Menenangkan Badai

► Pada suatu kesempatan, sebuah tim beranggotakan 15 orang sedang melakukan perjalanan dengan perahu dari Timor ke Rote dalam perjalanan penginjilan. Perahu yang mereka tumpangi adalah milik seorang Muslim. Selama perjalanan perahu yang berjarak lebih dari 30 mil, terjadi badai. Pria Muslim itu berkata, “Jika Tuhanmu menjawab doa-doamu dan menenangkan badai ini, maka aku akan percaya kepadaNya.” Tim itu berdoa, dan dalam beberapa menit laut menjadi sangat tenang. Pria Muslim itu kemudian bertobat dan menamai perahunya “Hidup Baru.”
►Pada kesempatan lain, hujan turun selama kebaktian di tempat terbuka. Setelah doa dipanjatkan agar hujan berhenti, hujan berhenti, dan baru mulai lagi setelah kebaktian selesai.

  1. Kemampuan Supernatural yang Diberikan untuk Berkhotbah

Anggota tim, bahkan yang buta huruf, diketahui memiliki “pengurapan” untuk menyampaikan khotbah yang berlangsung hingga 5 jam.

Saya (Chet Swearingen) mengenal orang-orang buta huruf di hutan yang telah berkhotbah penginjilan dengan keberhasilan yang luar biasa.

  1. Waktu Berhenti

Dalam beberapa kebaktian gereja, waktu seolah berhenti. Ketika kehadiran Tuhan dimanifestasikan dan orang-orang merasakanNya, mereka kehilangan kesadaran akan waktu. Beberapa kebaktian gereja berlangsung lebih dari 6 jam.

Selama kebangunan rohani Asbury College tahun 1970, seorang siswa menggambarkan bagaimana “waktu berhenti” dengan kata-kata ini:

Waktu itu sendiri tampaknya runtuh. Seolah-olah…, kami berada dalam kenyataan yang ditangguhkan, dan orang-orang bisa duduk berjam-jam dan itu terasa hanya beberapa menit atau detik.

Air Menjadi Anggur
Dalam banyak kesempatan, air diubah menjadi anggur dalam ibadah perjamuan kudus. Rangkaian peristiwa yang mengarah pada mujizat ini adalah sebagai berikut:
► Orang-orang percaya di Gereja Maranatha di Soe tidak memiliki anggur untuk ibadah perjamuan kudus yang akan diadakan pada bulan Oktober 1967, jadi mereka berdoa dan meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada mereka apa yang harus dilakukan.
► Pada tanggal 9 September 1967, seorang pemimpin wanita dari salah satu tim penginjilan berkata bahwa Tuhan berbicara kepadanya dan berkata, “Aku akan mengubah air menjadi anggur pada ibadah perjamuan kudus di bulan Oktober.”
► Nubuat ini diulangi pada tanggal 13 dan 17 September.
► Pada tanggal 5 Oktober 1967, hari ibadah perjamuan kudus, wadah-wadah diisi dengan air dan kemudian didoakan oleh orang-orang percaya — dan kemudian keajaiban terjadi — air berubah menjadi anggur. Pdt. Joseph, pengawas dari denominasi di mana Gereja Maranatha menjadi bagiannya, hadir dan menyaksikan mujizat ini terjadi. Denominasi tersebut adalah Gereja Injili Kristen di Timor (Gereja Masehi Injili Di Timor – GMIT).
► Air berubah menjadi anggur terjadi tidak kurang dari 10 kali. Teolog Jerman Kurt E. Koch berkata bahwa dia adalah saksi mata dari mujizat ini pada kali ke 9 dan 10 mujizat itu terjadi.

  1. Pakaian Dicuci Secara Ajaib

Tim penginjilan tidak membawa makanan atau pakaian ekstra dalam perjalanan pelayanan penginjilan mereka. Setelah harus melakukan perjalanan berhari-hari ke lokasi yang berbeda, pakaian mereka perlu dicuci. Tuhan mengarahkan satu tim setidaknya pada satu kesempatan untuk mengusap pakaian mereka dengan tangan, dan ketika mereka melakukannya, pakaian mereka menjadi bersih.

  1. Berjalan di Atas Air

Satu tim melaporkan telah berjalan melintasi sungai yang banjir, yang lebarnya 274 meter dan dalamnya 6 meter. Laporan itu menyatakan airnya hanya sebatas lutut mereka.

  1. Penyediaan Makanan yang Ajaib

Pada beberapa kesempatan, penyediaan makanan yang ajaib diberikan kepada tim penginjilan, yang selalu melakukan perjalanan pelayanan mereka dengan iman, percaya bahwa Tuhan akan memenuhi kebutuhan mereka.

  1. Cahaya Supernatural Disediakan Saat Berjalan di Malam Hari

Tim penginjilan sering kali perlu melakukan perjalanan setelah gelap (matahari terbenam sekitar pukul 6 sore setiap malam di khatulistiwa). Ada beberapa kejadian ketika cahaya ajaib muncul di sepanjang jalan di hutan, tidak hanya memberikan cahaya, tetapi juga memandu tim di sepanjang jalan yang gelap ke tempat tujuan mereka.

  1. Perpindahan Tempat

Sama dengan apa yang dialami Filipus dalam Kisah Para Rasul 8:39-40, seluruh tim penginjilan dipindahkan ke tempat tujuan mereka.

  1. Lagu yang Diberikan secara Ilahi

Seperti di hampir semua kebangunan rohani, banyak lagu baru ditulis. Selama kebangunan rohani ini, ada lagu-lagu yang dikatakan telah diterima melalui:
► Burung
► Batu
► Angin

  1. Orang Buta menerima Penglihatan Mereka

Ada banyak laporan tentang orang buta yang menerima penglihatan mereka.

  1. Puluhan Ribu Orang Disembuhkan

Terungkap bahwa ada hubungan yang jelas antara dosa dan sakit penyakit. Ketika orang-orang mengaku dan berbalik dari dosa-dosa mereka, kesembuhan sering terjadi.

  1. Tempat Berlindung dari Panasnya Matahari

Satu tim melaporkan bahwa awan telah mengikuti mereka dalam perjalanan panjang mereka ke sebuah desa, memberi mereka naungan dari matahari tropis yang panas.


Hasil dari Kebangunan Rohani
►Kebangunan rohani di Gereja Maranatha menyebar ke gereja-gereja lain.
► Institut Injil orang awam yang baru didirikan di Soe mulai tahun 1967.
► Sejumlah besar kelompok inti pekerja Kristen di Gereja Maranatha sangat mendukung pelayanan gereja.
►Dari 1966-1967, keanggotaan Gereja Maranatha bertambah 1.000 orang—mencapai keanggotaan 4.000.
► Polisi melaporkan bahwa ada perubahan dramatis dalam kondisi sosial, dengan keharmonisan yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Barang curian dikembalikan.
► Suasana gereja yang lesu diubah menjadi kehidupan yang penuh dengan kegembiraan dan kegairahan yang kudus. Kehidupan baru di gereja terlihat dalam persekutuan, nyanyian, dan doa-doa umum.
► Ada kasih yang diperbarui untuk Alkitab dan Tuhan.
► Banyak yang dikirim untuk memulai sekolah Kristen di desa-desa terpencil.
► Tim penginjilan dikirim dari Timor ke pulau-pulau tetangga.
► Misionaris dikirim ke Jepang, Thailand, Pakistan, Jerman, dan lokasi lainnya.

 Institut Injil Indonesia

►Lebih dari 40 orang dari Gereja Maranatha sendiri pergi ke Institut Injil Indonesia di kota Batu untuk mempersiapkan berbagai jenis tugas pelayanan.
►Ada keterbukaan baru dalam ketaatan akan pimpinan Roh Kudus.
►Buah rohani yang tinggal tetap. Pada tahun 1972, sebuah gereja di Kupang, yang sebelum kebangunan rohani mengalami kesulitan untuk mengisi gedungnya satu kali dalam seminggu, mulai mengadakan tiga kebaktian Minggu pagi. Banyak gereja lain di Kupang dan kota-kota lain juga mengalami dampak yang sama dari kebangunan rohani.
Kurt Koch, Mel Tari, dan Don Crawford semuanya memastikan bahwa 200.000 orang yang bertobat dimenangkan bagi Tuhan antara tahun 1965 dan 1970.


Sources:
Devosi Kelompok Persekutuan Doa by Jance Sandro Toenlioe
Evangelical Awakenings in Southern Asia by J. Edwin Orr
Indonesia Revival by George Peters
Like a Mighty Wind by Mel Tari and Cliff Dudley
Miracles in Indonesia by Don Crawford
Revival in Indonesia Part 1 by Kurt Koch
Revival in Indonesia Part 2 by Kurt Koch
Ribuan Anggota Persekutuan Doa GMIT Rayakan HUT GKR by Sinode GMIT
The 10 Greatest Revivals Ever by Elmer Towns
The Revival in Timor by Frank L. Cooley
Timor Revival by Gani Wiyono

Penerjemah – Rudy


Return to List of Revival Stories


Chet & Phyllis Swearingen:
Office: (260) 920-8248

romans1015@outlook.com

Beautiful Feet
P.O. Box 915
Auburn, IN 46706

videos xnxx porno video sesso xxx hindi desi sex video sex video xxx hd porno